Selasa, 10 Mei 2011

Jumlah Penduduk Miskin Di Jawa Timur


PEMBUKA
    Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang timbul dalam pembangunan bersama-sama dengan masalah pengangguran dan kesenjangan yang ketiganya saling kait mengkait. Dalam konteks pembangunan di Indonesia, masalah kemiskinan semakin menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 lalu. Kemiskinan menjadi semakin sering dibicarakan karena adanya peningkatan jumlah penduduk miskin yang cukup tajam yang diakibatkan oleh krisis ekonomi tersebut.

Indeks Kemiskinan Manusia (IKM)
    Untuk mengatasi masalah kemiskinan ini sendiri diperlukan suatu telaah yang cukup mendalam mengenai kondisi kemiskinan tersebut. Informasi-informasi yang akurat mengenai peta kemiskinan di suatu daerah akan menjadi landasan untuk melakukan suatu penelaahan yang kemudian akan menjadi input yang sangat penting dalam penetapan kebijakan penanggulangan kemiskinan.Salah satu informasi mengenai kemiskinan yang cukup komprehensif adalah Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). Indeks ini dikembangkan oleh United Nations Development Programs (UNDP) yang sebelumnya sudah mengembangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM sendiri kemudian menjadi cukup populer dan dijadikan salah satu alat ukur kemajuan pembangunan di berbagai negara di dunia.Indeks Kemiskinan Manusia dikatakan komprehensif karena di dalamnya merupakan komposit dari beberapa variabel-variabel yang mewakili indikator-indikator utama yang berpengaruh terhadap kemiskinan. Indikator-indikator tersebut adalah kesehatan, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi. Pemilihan indikator-indikator utama tersebut merupakan suatu bentuk penyederhanaan dari realitas yang kompleks untuk menetapkan ukuran-ukuran kuantitatif dari sedemikian luasnya dimensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan.Variabel-variabel yang menyusun Indeks Kemiskinan Manusia ini adalah variabel-variabel yang dapat menunjukan tingkat kemiskinan dan dianggap paling mendasar. Variabel-variabel tersebut juga mencerminkan tiga faktor devriasi kemiskinan yaitu hidup singkat, pendidikan rendah, dan ketiadaan akses terhadap sumber daya dan fasilitas dasar, yaitu 1) Penduduk Meninggal Sebelum Usia 40 Tahun (%) 2) Angka Buta Huruf (%) 3) Penduduk yang Tidak Memiliki Akses ke Air Bersih (%) 4) Penduduk yang Jarak Ke Fasilitas Kesehatan > 5 km (%) dan 5) Balita berstatus Gizi Kurang (%).Dengan menjadikan variabel-variabel tersebut sebagai satu ukuran komposit tunggal, IKM ini mengartikan tingkatan status kemiskinan manusia di suatu wilayah. Tingkatan status kemiskinan tersebut bisa menjadi alat ukur yang berfungsi sebagai patokan dasar perencanaan jika dibandingkan antar waktu untuk memberikan gambaran kemajuan setelah suatu periode atau perbandingan antar wilayah untuk memberikan gambaran tentang tingkat kemajuan suatu wilayah relatif terhadap wilayah lain.

Analisis
    Selama periode 2005-2010, perkembangan penduduk miskin, kecuali Tahun 2005-2006, cenderung menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 dan 2006 jumlah penduduk miskin naik cukup drastis, yaitu menjadi 7,14 juta orang atau 19,95 persen pada tahun 2005 dan 7,68 juta orang atau 21,09 persen pada tahun 2006. Selanjutnya dengan adanya upaya Pemerintah Jawa Timur dalam menangani masalah kemiskinan dan pengangguran, maka sejak tahun 2007 jumlah penduduk miskin di Jawa Timur mengalami penurunan.
Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada bulan Maret 2010 sebesar 5,53 juta orang (15,26 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2009 yang berjumlah 6,022 juta (16,68 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 493,29 ribu orang. Turunnya persentase penduduk miskin selama periode Maret 2009 – Maret 2010, sebagai wujud upaya keras Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
  
Permasalahan
    Program-program pengentasan kemiskinan yang digencarkan Pemerintah masih serupa dengan tahun-tahun sebelumnya. Adapun program pengentasan kemiskinan yang digulirkan antara lain program PNPM Mandiri Raskin, PKH, BLT, Jamkesmas, BOS, ditambah dengan beberapa program daerah diantaranya Gerdutaskin.
Besarnya pengeluaran penduduk tidak lepas dari pengaruh harga komoditi (makanan dan non makanan). Berdasarkan data inflasi Maret 2009 – Maret 2010 (point to point), angka inflasi Jawa Timur mencapai 3,02 point. Inflasi bulan Maret terjadi karena naiknya harga seluruh kelompok pengeluaran, kemudian mempengaruhi daya beli masyarakat akibat berfluktuasinya harga komoditas makanan dan non makanan selama kurun waktu satu tahun ini.

Solusi atau Langkah-langkah Tindak Lanjut
  • ·         program puskesmas gratis bagi masyarakat : retribusi gratis diperuntukkan untuk semua masyarakat. Hanya, untuk kalangan masyarakat mampu, obat dari resep dokter dibayar sendiri.
  • ·         bantuan hibah alat produksi pertanian seperti alat pembuat pupuk granul dan chopper. maka industri akan berkembang, tidak hanya di perkotaan, tetapi juga pedesaan.

Saran / Rekomendasi ke Gubernur atau Pusat
    Pemerintah propinsi Jawa Timur menetapkan dua program prioritas penangulangan
kemiskinan yaitu :
a. Rescue (penyelamatan) :
Kebijakan pemerintah dalam menyelamatkan RTM setelah adanya kenaikan harga BBM melalui Program Aksi Mengatasi Dampak Kenaikan BBM dan Kemiskinan (PAM-DKB) oleh Pemerintah Propinsi (2006) dan Pada tahun 2007 menjadi Jaring Pengaman Ekonomi Sosial(JPES).
b. Recovery (pemulihan) :
Upaya pengurangan kemiskinan jangka panjang, bersifat revolving, penguatan kelembagaan,pengembangan sarana dan prasarana ekonomi desa, peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan bertujuan untuk pengetasan kemiskinan.

Penutup   
    Berdasarkan penelaahan terhadap nilai indeks kemiskinan manusia di atas, kabupaten/kota di Jawa Barat bisa melihat tingkat kemiskinan di daerahnya masing-masing relative terhadap daerah lain. Disamping itu, juga bisa melihat pada variabel apa daerah tersebut mempunyai nilai yang sangat rendah sehingga perlu perbaikan yang mendesak.
Memang, IKM hanya salah satu bentuk simplipikasi dari berbagai dimensi kemiskinan yang sangat kompleks. Meskipun demikian, hasil dari IKM ini semoga bisa menjadi indikasi atau gambaran awal bagi daerah dengan harapan masing-masing daerah bisa melakukan instropeksi untuk selanjutnya bisa menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras dalam mengentaskan masalah kemiskinan ini.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar